Camping Di Pulau Melinjo Yang Tak Berpenghuni

Pertama Kali Camping di Pulau Melinjo Yang Tak Berpenghuni, Apa Rasanya?

Apa rasanya tinggal di pulau tak berpenghuni, apalagi nge-camp di sana? Nah, ini pertama kalinya aku merasakan tinggal di sini. Gak lama-lama sih, cuma 2 hari semalam aja. Rasanya udah pasti seru banget karena banyak pengalaman yang pertama kali aku coba.

Awalnya sih gak niat mau traveling ke pulau tak berpenghuni ini, karena cuaca kurang bagus buat explore Lampung, jadilah cari alternatif. Daripada gak ngapa-ngapain di kosan kan, lebih baik jalan gitu. Dan untunglah ada yang punya rencana nge-camp. Yuhuuu.

Kali ini aku ikut trip nya komunitas Backpacker Jakarta, lebih tepatnya gabung ke grup Barakas. Mereka bikin acara share cost trip ke Pulau Melinjo. Pulau yang masih termasuk bagian dari kepulauan Seribu. Lokasinya gak terlalu jauh dari pulau Harapan yang bisa ditempuh sekitar 1,5 jam menggunakan kapal kecil.

Baca: Liburan Ke Pulau Pari

Pulau Melinjo ini beneran tidak dihuni oleh warga, karena pulaunya sangat kecil. Tapi kalau ada yang mau camping di sini, akan ditemani oleh penjaganya. Kalau ada apa-apa bisa minta bantuan ke mereka. Dan untuk masalah air di sini gak usah khawatir, karena ada 2 sumur yang bisa dipakai. Pertanyaannya,  ngapain aja di sini?

1. Tidur di tenda

Aktivitas ini udah pasti tahu ya, yang namanya camping pasti mendirikan tenda. Dan kalau orang yang biasa camping, biasanya punya perlengkapan yang cukup lengkap. Tapi kalau gak punya pun bisa pinjam atau sewa kok.

Bedanya aku yang gak biasa nge-camp itu gak punya perlengkapannya sama sekali. Asli gak punya tenda, matras, sleeping bag, dan peralatan lainnya. Nah, enaknya ikut group ini, semuanya sharing siapa yang punya ya diharuskan bawa. Dan hanya aku yang gak bawa apa-apa dong. Hehehe

Camping Di Pulau Melinjo Yang Tak Berpenghuni
Bisa dilihat perbedaan antara yang biasa nge-camp dan anak baru nge-camp

Enaknya lagi, tidurpun diatur sedemikian rupa, siapa aja yang tidur di tenda A, B, C, Dan seterusnya agar smeuanya kebagian tempat. Tapi aku gak enak sih tidur di tenda gitu, karena sadar diri aja camping ke Pulau Melinjo gak bawa perlengkapan apapun, cuma perlengkapan pribadi aja gitu. Untunglah ada yang bawa hammock, jadi tidurnya di hammock aja.

Baca :  Mengintip Bidadari Di Pulau Peucang, Ujung Kulon Banten

2. Main hammock

Camping Di Pulau Melinjo Yang Tak Berpenghuni
Posisi paling enak saat di hammock sambil bikin artikel ini

Ini salah satu yang bikin penasaran, karena aku gak pernah naik hammock. Katro banget ya naik hammock udah kaya naik odong-odong? Berawal lihat dari media sosial, kayanya enak gitu orang-orang pada tiduran di hammock, apalagi yang bertingkat gitu. Ngebayanginnya aja udah seru banget.

Hal yang bikin penasaran lagi adalah gimana caranya orang bisa naik hammock apalagi yang tinggi gitu? Beruntung ikut trip ini jadi rasa penasaranku udah hilang karena di kasih tahu caranya. Ternyata gampang banget naik hammock itu.

Awalnya malu-malu sih karena takut jatuh. Kalau jatuh itu sakitnya gak seberapa, tapi malunya itu lho. Untungnya pas sekali coba langsung berhasil dan gak pake jatuh. Ternyata asyik juga sih tiduran di hammock gini. Bikin nagih dan kepengen punya sendiri. Nanti beli ah biar gak pinjem-pinjem orang lagi.

Dari sinilah muncul ide tidur di hammock, secara aku udah bisa cara naiknya. Rasanya nyaman kok tidur di hammock, apalagi kena sepoi-sepoi angin yang bikin adem. Saking anginnya sepoi-sepoi, lama-lama kena masuk angin juga sih.

Tapi gak terlalu dingin sampai menusuk ke tulang gitu, karena pas ada angin aku tutupi badanku full pakai hammock-nya. Dan tiba-tiba aku mencium aroma tak sedap, karena pas lagi ditutup eh gak kuat pingin buang gas alias kentut. Hmmm jadi gini rasanya aroma sendiri yang dinikmati sendiri? Berasa auto tidur gitu deh. Hahahaha.

3. Kebersamaan

Ini dia yang paling ditunggu-tunggu, berkumpul dan makan malam bersama. Jujur, karena aku belum pernah camping, jadi masih belum mengerti apa aja yang harus dilakukan. Ternyata ada pembagian tugas gitu.

Tugas perempuan udah kodratnya mengurus masalah dapur. Mereka yang masak buat makan malam bersama. Dan aku kagum sama perempuan satu ini, asli anaknya preman banget tapi urusan dapur bisa kelar semuanya. 

Baca :  Ternyata Kejepit Itu Enak Banget
Camping Di Pulau Melinjo Yang Tak Berpenghuni
Naga, si juru masak tapi bukan juru kunci pulau Melinjo

Eits, gak cuma dia seorang juru masaknya tapi semua perempuan ikut membantunya. Urusan dapur serahkan pada emak-emak lah ya. Kalau laki-laki seperti biasa tugasnya mendirikan tenda dan menafkahi istri (lah gimana?). 

Berhubung aku anaknya belum bisa mendirikan tenda sendiri, jadi cuma nonton aja. Eh engga deh, bantu-bantu sedikit sambil tanya-tanya ini gimana caranya dan biat apa gitu. Yang ditanya sepertinya auto kesal karena dia pikir “ini bocah banyak cingcong dah”. Hahaha. Harap dimaklumi ya.

Karena pernah niat solo traveling dan ngecamp sendiri gitu di Rancaupas, eh udah di sana kebingungan gimana cara diriin tendanya? Ujung-ujungnya gagal nge-camp dan tidur di hotel. Malu ama diri sendiri sih. Ah itu memori yang bikin semangat buat belajar apapun.

Ok, saatnya balik lagi ke pertama kali nge-camp di pualu tidak berpenghuni, setelah masakan beres saatnya makan bersama. Wah rasa masakannya juara sih, pokoknya enak banget. Jarang-jarang banget kan bisa makan kaya gini, apalagi buat seorang solo traveler.

Baca : Harus Berani Traveling Sendirian

Setelah makan malam selesai dilanjutkan dengan permainan sederhana yang bikin malam ini jadi makin lengket alias akrab. Saling berkenalan dan tahu sedikit karakter masing-masing. Sayangnya gak semua ikutan main sih, karena ada yang mandi juga. Maklum mandi harus ngantri karena kamar mandinya terbatas.

Gak terasa malam pun semakin malam dan ngantuk, akhirnya pada kembali ke tenda masing-masing. Ada yang langsung tidur, ada yang lanjut main. Kalau aku sih ikutan lanjut main. Main kartu sampai tengah malam. Seru sih, apalagi lagi pada serius main kartu, perutku rasanya ingin membom bardir suasana. Akhirnya kesampaian deh, ketika suara gas yang menggelegar berkali-kali, semua orang langsung bubar. Hahaha. Dan berakhir pada tidur semua.

Baca :  Destinasi Wisata Yogyakarta yang Hangat dan Menyenangkan

4. Lihat sunset

Sunset Di Pulau Melinjo Yang Tak Berpenghuni

Nah kalau main ke pulau atau pantai udah pasti mengincar sunrise atau sunsetnya. Kebetulan banget, di pulau Melinjo ini, sunsetnya keren banget. Bisa lihat matahari yang bentuknya bulat banget sampai tenggelam. Ditambah tempatnya sepi, jadi kapan lagi bisa sepuasnya lihat pemandangan ini?

Rasanya makin cinta dengan Jakarta. Walau kehidupannya bisa dibilang sangat keras, tapi saat melihat ini rasanya damai gitu. Sampai lupa kalau ini masih kawasan Jakarta. Sampai dalam hati berkata”kalau kamu merasa keihdupan Jakarta keras, mungkin kamu belum mengeksplorenya lebih dalam”.

5. Fenomena lucu

Nah ada hal yang menurutku gak penting buat dibahas tapi kalau dibahas jadi bahan lucu gitu. Jadi dari sore sampai malem pada bahas masalah “sempak”. Awalnya aku sih kurang ngerti sama bahasan tersebut, agak bingung juga.

Mereka pada bahas itu sempak warna merah marun punya siapa sih? Gak ada yang ngaku apa ya? Berkali-kali itu kalimat diungkapkan. Berhubung sempak yang aku pakai juga warnanya merah marun, tapi gak merasa terseindir. Secara hal pribadi gitu aku lebih rapi, jarang banget terabaikan.

Sempat aku tanya “emangnya ada masalah apa sih sama sempak itu? Soalnya sempakku juga berwarna merah marun, terus kenapa?”. Terus dijawab itu lho kak ada sempak yang tertinggal di sumur, tapi gak ada yang merasa kehilangan gitu. 

Oh gitu, aku langsung auto cek. Sempakku gak masalah kok, ada di jemuran. Berarti bukan punyaku yang dimaksud mereka. Nah saat aku tidur di hammock itu, sekitar subuh ada orang yang teriak “woi, lihat sempak gue gak? Gak tahu. Eh kayanya semalem diomongin sama group yang sana deh”. Aku pun langsung ketawa terbahak-bahak di hammock.

Nah kan bener, ternyata bukan sempakku lho ya. Ternyata group yang camping lainnya yang mungkin ketinggalan sempaknya pas lagi mandi. Mau diambil tapi malu, dan sampai kami pulang pun sempaknya masih ada di dekat sumur. Hahaha.

Pokoknya trip kali ini cukup berkesan buatku walau tempatnya masih cukup biasa. Tapi traveling bareng sama teman yang udah kenal sebelumnya dan baru kenal menambahkan pengalaman baru buatku. Apalagi ini pertama kalinya bisa camping di pulau tak berpenghuni, tepatnya di pulau Melinjo. Selanjutnya, siapa tau bisa punya teman yang asyik dan bisa diajak traveling bareng, biar aku gak jadi solo traveler terus. Jalan Yuk, Kuy Jalan.